Jumat, 06 Januari 2012

PRICING dalam Pemasaran

Secara sadar atau tidak, kita pasti sudah paham banget mengenai harga suatu barang dan bagaimana menentukannya. Biasanya orang awam menentukannya dari jumlah pengeluaran kita dalam memproduksi suatu benda dan range keuntungan yang ingin diperoleh. Walaupun begitu keuntungan yang ingin diperoleh pun harus melalui beberapa pertimbangan.

Nah, di sini ada beberapa metode penentuan harga atau pricing yang bisa digunakan dalam pemasaran.
  • Skimming Pricing, dimana harga dipatok relatif tinggi untuk sebuah produk baru, dan pada akhirnya turun pada jangka waktu tertentu. Misalkan pada penjualan laptop, awal keluarnya tentu masih mahal, tapi harganya akan turun ketika ada laptop yang lebih canggih keluar.
  • Penetration Pricing, dimana harga dipatok relatif rendah, dengan harapan mendapat volume penjualan yang besar diawal. Disamping itu, hal ini juga dapat menurunkan minat pesaing,
  • Prestige Pricing, yaitu harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas dan prestise suatu barang atau jasa. Di  sini, kalau misalkan harga yang ditetapkan rendah, konsumen bisa menilai kalau kualitas barang/jasa itu rendah.
  • Price Lining, yaitu harga ditetapkan apabila produsen mengeluarkan dua atau lebih jenis produk, dimana harga yang ditetapkan bervariasi sesuai dengan tingkatan kualitas produk atau jenis produk. Sebagai contoh harga yang ditetapkan untuk Indomie Goreng berbeda dengan harga untuk Indomie Keriting.
  • Odd-even Pricing, yaitu penentuan harga ganji, seperti Rp. 1.899,- atau Rp. 599.000,-. Pricing ini yang sering digunakan dalam pemasaran.
  • Demand Backward Pricing, yaitu harga yang ditentukan untuk barang/jasa yang relatif mahal. Produsen  biasanya menentukan harga untuk retailler atau penjual, lalu harga barang ditentukan untuk dijual ke konsumen. Biasanya dilakukan pada toko-toko elektronik, jadi pihak toko sudah mendapat harga dari produsen, tinggal pihak toko yang menentukan harga untuk dijual.
  • Bundle Pricing, yaitu harga satu paket untuk dua atau lebih jenis produk. Biasanya produknya berkaitan. Misalkan shampo dijual satu paket dengan conditionernya dengan harga relatif lebih murah daripada harus membeli sendiri-sendiri.
Itulah beberapa metode pricing yang ada dalam pemasaran dewasa ini. Dan bisa disimpulkan, harga ditentukan juga bukan dengan patokan keuntungan semata, tapi juga dari faktor persaingan, permintaan, dan tentunya biaya lainnya selain biaya produksi, seperti transportasi, tenaga kerja dan lain sebagainya.
Cukup ruwet memang, tapi bukankah suatu yang baik diperoleh dari kerja keras?
Semoga bermanfaat.

Apa Sih Segmentasi Demografi?

Segmentasi Demografi adalah pengelompokan pasar menurut variabel-variabel tertentu, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, jumlah penduduk, ukuran keluarga, pekerjaan, pendapatan, kelas sosial, dan SARA (suku, agama dan ras).

Hal ini disebabkan oleh pendekatan terhadap keinginan konsumen yang berbeda. Misalkan kebutuhan masyarakat ekonomi kelas bawah berbeda dengan kebutuhan masyarakat ekonomi kelas atas. Atau, analogi yang paling mudah, perbedaan kebutuhan anak-anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa.

Contoh produk yang ada saat ini misalkan, produk sabun bayi Cussons, sebelumnya Cussons hanya memproduksi sabun untuk ukuran orang dewasa, tapi karena kulit bayi sensitif dan membutuhkan sabun khusus, Cussons akhirnya memproduksi sabun untuk bayi.



Contoh lainya adalah Gatsby. Gatsby merupakan perusahaan  yang bergerak dalam bidang kosmetik khusus pria. Pada awalnya Gatsby merupakan produsen parfum pria yang akhirnya berkembang dan memproduksi banyak produk kosmetik pria, seperti cologne, sabun cair, deodorant,sabun muka dan styling gel untuk rambut. Produk ini cukup laris di Indonesia.